Selasa, 02 April 2013

PSIKOTES DAN KEBERUNTUNGAN DALAM BERBURU PEKERJAAN


Arundati Shinta
Fakultas Psikologi 
Yogyakarta


Sudah duduk berjam-jam memelototi layar komputer, tetapi tidak kunjung datang juga ide untuk menulis. Apalagi sang redaktur tidak menentukan topik tulisan tertentu. Ibaratnya semua tulisan saya pasti bagusnya, pasti menarik untuk dibaca. Benarkah itu? Di tengah-tengah kegalauan itu, saya menjadi teringat perbincangan singkat dengan Prof. Dawam Rahardjo, rektor Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, pada hari wisuda akhir November 2012 yang lalu. Beliau mendiskusikan tentang berbagai hal antara lain: fungsi tes psikologi dalam wawancara pekerjaan, apakah tes psikologi itu dapat dilatihkan, bagaimana cara melatih para wisudawan itu dalam wawancara pekerjaan, dan bagaimana cara mencari pekerjaan dengan singkat.

Topik diskusi tersebut memang sesuai dengan permasalahan ketengakerjaan Indonesia sekarang ini yang mana angka penganggugran intelektual cenderung meningkat. Agaknya Bapak Rektor juga mengkhawatirkan tentang masa depan para wisudawan itu. Beliau menginginkan apa saja yang bisa diperbuat oleh UP45 untuk membantu para wisudawan tersebut dalam menata hari depannya.

Dalam tulisan ini saya tidak akan mengulas tentang apa dan bagaimana tes psikologi, karena topik itu akan saya ulas pada terbitan berikutnya. Saya hanya mengatakan kepada Bapak Rektor, bahwa tes psikologi tidak dapat ‘dilatihkah’ seperti halnya bimbingan tes bagi pelajar SMU yang akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Saya hanya mengatakan kepada beliau bahwa sebaiknya para wisudawan yang ingin mencari kerja tersebut berlatih secara mandiri dalam soal-soal yang mirip dengan psikotes.

Materi yang mirip dengan psikotes ternyata banyak tersedia di berbagai toko buku. Seperti halnya kemampuan mengisi TTS (teka-teki silang), berlatih mengerjakan soal-soal yang mirip psikotes ternyata membuat kita menjadi lebih akrab dengan istilah-istilah asing, melatih kemampuan numerik, melatih logika, dan melatih kemampuan verbal. Selanjutnya untuk topik wawancara pekerjaan, saya juga tidak membahas secara mendalam, karena topik tersebut sudah sering dibicarakan pada mata kuliah psikologi personalia. Kalau pun wawancara pekerjaan itu mau dilatihkan pada para wisudawan, maka perlu semacam pelatihan khusus untuk mereka karena mereka tidak berasal dari fakultas psikologi. 

Selengkapnya di :

0 komentar:

Posting Komentar