Senin, 16 April 2018

Plus Minus Ojek Online


https://static.viva.co.id/thumbs3/2018/03/26/5ab8c87964eb4-ojek-online-uber-dan-grab_665_374.jpg 
Maraknya transportasi online di Indonesia selain menimbulkan dampak positif ternyata juga menimbulkan dampak negatif. Sebagian besar pengguna jasa ojek online
mengaku dimudahkan dengan layanan jemput di lokasi. Mereka tidak perlu repot-repot mencari pangkalan ojek lagi. Cukup memesan layanan melalui layar smartphone, pengemudi ojek online siap mengantar. Meski mengklaim diri berbeda dengan ojek pangkalan, kenyataan di lapangan, pengojek online tetap membuat beberapa pangkalan atau memang mangkal di sebuah tempat sambil menunggu order dari konsumen. Tidak jarang, trotoar hingga badan jalan jadi tempat mangkal pengojek online. Bahkan, banyak ojek online yang mangkal di pinggir jalan membuat jalanan macet bahkan banyak ojek online yang memainkan hp dijalanan untuk mengecek penumpang membuat kesempatan bagi para pencuri untuk mencuri hp mereka.
Akan tetapi karena begitu viralnya ojek online di masyarakat membuat ojek pangkalan yang merasa bahwa ojek online merebut penumpangnya dan semakin sepi orderan. Maka, banyaknya bentrok antara ojek online dan ojek pangkalan membuat masyarakat takut jika terjadi hal tersebut.


Layanan ojek sepeda motor online, saat ini memang dapat menjadi pintu keluar darurat bagi kebuntuan permasalahan transportasi Indonesia. Akan tetapi, keberadaan ojek online ini seharusnya tidak berlangsung lama. Terlepas dari fitur-fitur bisnis lainnya yang ada di aplikasi, di masa depan idealnya sudah tidak ada lagi ojek online. Mengapa demikian? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa kendaraan bermotor roda 2 atau sepeda motor tidak dikategorikan sebagai kendaraan bermotor untuk angkutan umum. Kedua, sepeda motor relatif kurang aman untuk membawa penumpang dan barang. Ketiga, banyaknya kendaraan yang beredar akan membuat jalanan menjadi macet.  Keempat, emisi gas buang kendaraan yang tidak terkendali berakibat buruk bagi lingkungan. Berbeda dengan asal usul berkembangnya model ride sharing yang memang bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan, berkembangnya transportasi online di Indonesia justru menambah volume mobil yang beredar karena banyak yang menjadikannya mata pencaharian utama. Selain itu penggunaan Bahan Bakar Minyak untuk kendaraan juga harus dikendalikan, karena minyak adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan.

Sumber pustaka:

  1. https://www.kompasiana.com/alfizanna/59ccb9422350df1bcc1b4cb2/ojek-online-bukan-solusi-jangka-panjang
  2. https://ayusyifasfr.wordpress.com/2017/12/19/dampak-positif-dan-negatif-ojek-online/
  3. https://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/06400081/Plus.Minus.Keberadaan.Ojek.Online?page=all
  4. https://static.viva.co.id/thumbs3/2018/03/26/5ab8c87964eb4-ojek-online-uber-dan-grab_665_374.jpg (image)

Nama: Widuri Mayangsari
NIM: 1731.0410.1167

0 komentar:

Posting Komentar